Larangan shalat eid adha kemarin membuat rakyat/ummat di akar rumput angkat suara dan beberapa yang berani bersuara di media sosial tidak terima larangan itu, bahkan ada yang justru menasehati seakan-akan bertausiah, padahal dulu yang kita biasa dengar para ustazdlah yang bertausiah keummat, tapi kali ini keadaan seakan-akan justru mulai terbalik, ummatlah yang bertausiah ke pempimpinnya atau ke ustazdnya.
PPKM sesuai arahan Bapak Presiden untuk wilayah Jawa dan Bali, dan itulah pidatoyang di saksikan oleh rakyat melalui media, dan kemudian arahan presiden ditindak lanjuti melalui instruksi menteri dalam Negeri nomor 15 tahun 2021. Sehingga rakyat memahami bahwa PPKM hanya di Jawa dan Bali, kenapa ada edaran lagi shalat Eid Adha dilarang di masjid atau di lapangan di seluruh Indonesia, apakah menteri-menteri ini tidak paham arahan presiden..? Ataukah ada hal darurat tiba-tiba terjadi menjelang Idul Adha.
Maka kalau masyarakat banyak yang komentar tentang larangan shalat Eid Adha kemarin di masjid atau di lapangan, mungkin karena masyarakat pahamnya PPKM hanya di Jawa dan Bali saja sesuai pidato Bapak Presiden. Sehingga beberapa masyakarat tampil berkomentar sampai menasehati/bertausiah.
Jadi malaikat pun bingung, ini yang ustzad siapa, yang doktor (s3) siapa, yang anggota dewan siapa, yang pejabat siapa..??..
“Bingunggi Malaikat’E Makkada Nigaje’tu ustazd”